
KARYA FEATURE : Farhan Rahmat Syah
Selamatkan Indonesia dengan Belajar dari Rumah
Ditulis oleh: Farhan Rahmat Syah
(Siswa
Kelas XI IPS 1 – SMAN 7 Banda Aceh) Banda Aceh, 31 Agustus 2020
Pendidikan adalah kunci utama dalam memajukan suatu
bangsa, tanpa adanya pendidikan mustahil bagi kita bisa mempertahankan
kemerdekaan Indonesia detik ini. Diusianya yang ke 75, Indonesia dihadapkan
dengan tantangan yang baru, tantangan terbesar yang juga sedang dihadapi oleh
umat manusia di seluruh dunia, yaitu krisis pandemi Covid-19 yang terus
menggorogoti dunia tanpa henti.
Pemerintah tentu saja terus mencari solusi untuk memutus mata rantai
Covid-19, kebijakan pshycal distancing atau pembatasan fisik pun terpaksa harus
ditempuh. Sebagai imbas dari kebijakan pembatasan fisik tersebut, banyak sekolah terpaksa ditutup, para siswa
pun harus belajar secara daring di rumah meraka masing-masing. Kebijakan belajar
secara daring (dalam jaringan) disebut juga dengan metode Pembelajaran Jarak
Jauh alias PJJ yang hingga kini masih menuai banyak pro dan kontra. Banyak
kalangan yang bertanya, mengapa mall dan pasar dibuka sedangkan sekolah masih ditutup?
Bukankah itu pembodohan massal?.
Berbagai
polemik dan problematika terus mewarnai kebijakan sekolah daring. Banyak peserta
didik termasuk saya, merasa jika belajar daring kurang efektif dalam menyerap
materi pelajaran. Banyak siswa juga mengalami kesulitan ekonomi untuk membeli
kuota internet demi mengikuti belajar online. Keluhan lain juga berdatangan
dari siswa kurang mampu dan siswa di daerah terpencil yang tidak memiliki akses
jaringan Internet, tidak memiliki smartphone dan bahkan ada yang belum
terjangkau listrik sama sekali. Berbagai kendala di atas bukan hanya menjadi tanggungjawab
Kemendikbud saja, tetapi juga menjadi tanggungjawab Kominfo, Kemntrian PUPR,
Kementrian Keuangan dan kita semua rakyat Indonesia yang harus bergotong-royong
bersama-sama mencari solusi agar siswa Indonesia tetap bisa mengakses
pendidikan dari rumah secara efektif dan efisien.
Berbagai
upaya dan usaha telah dilakukan oleh Kemendikbud agar para siswa bisa belajar
dengan nyaman dan mudah dari rumah, seperti melakukan kerjasama dengan TVRI dan
RRI untuk menyiarkan siaran edukasi, kebudayaan dan materi pelajaran semua
jenjang sekolah. Langkah tersebut diambil untuk menjawab keluhan para siswa
yang tidak memiliki perangkat seluler dan jaringan internet. Sedangkan untuk
sisiwa yang memiliki akses internet, belajar dapat dilakukan dengan memakai platform
belajar seperti aplikasi Rumah Belajar milik Kemendikbud dan berbagai aplikasi
belajar lainnya yang dapat kita unduh di perangkat seluler masing-masing. Dan
kedepannya pemerintah juga berencana akan memberikan bantuan kuota internet gratis
bagi seluruh siswa, mahasiswa, guru dan dosen yang mengalami krisis ekonomi supaya
bisa mengakses materi pelajaran secara daring selama masa PJJ.
Pembelajaran
jarak jauh merupakan tantangan yang harus kita taklukkan bersama baik guru,
siswa dan orangtua siswa. Belajar daring telah memunculkan empati baru antara
guru dan orangtua siswa. Para orangtua di rumah akhirnya sadar betapa susahnya
tugas guru dalam mendidik anak di sekolah. Dan begitu pula dengan para guru
yang menyadari bahwa peran orangtua sangat penting dalam menentukan kesuksesan
seorang anak. Belajar daring juga turut melatih masyarakat Indonesia supaya
melek teknologi dan mampu beradaptasi dengan dunia digital. Tidak hanya itu,
sistem belajar online turut menampar keras pemerintah, mengingatkan mereka
bahwa masih ada ketimpangan pembangunan di daerah terpencil yang belum
terjangkau listrik dan sinyal internet sama sekali, agar kedepannya dilakukan
pemerataan pembangunan ke seluruh pelosok negeri.
Walau
berjauhan, jarak bukanlah alasan untuk
berhenti mendapatkan pendidikan, justru kita harusnya bersyukur karena memiliki
teknologi yang bisa mendekatkan yang jauh. Belajar dari rumah dapat membuat
kita memiliki kebebasan dalam berpikir yang mampu melahirkan pikiran kreatif
dan inovatif. Belajar dari rumah juga sejalan dengan program Merdeka Belajar
yang termasuk dalam aspek akselerasi reformasi pendidikan yang mengedepankan
Kemerdekaan Berpikir. Salah satu aspek lain dari reformasi pendidikan adalah
Pemajuan Kebudayaan yang berfokus dalam memajukan dan melestarikan tradisi dan kebudayaan
Indonesia kepada para generasi muda. Demi mengenalkan kebinekaan budaya
Indonesia di tengah pandemi ini, Kemendikbud rutin menampilkan pertunjukan
budaya daring di kanal Youtube Budaya
Saya yang dapat diakses oleh semua kalangan khusunsya bagi kita para pelajar.
Berdasarkan
data dari KPAI pada awal Agustus lalu, lebih dari 100 anak Indonesia terinfeksi
Covid-19 setiap harinya. Diakhir Agustus ini, 11.889 anak sudah terjangkit
Covid-19 dan 130 di antaranya meninggal dunia, tentu kita turut berduka atas
musibah ini. Bayangkan saja sekolah ditutup Covid-19 sudah memakan banyak korban
anak-anak, bagaimana jadinya nanti jika sekolah dibuka. Karena hal tersebutlah
pemerintah mengambil kebijakan tetap menutup sekolah, sedangkan mall dan pasar
diperbolehkan beroperasi asalkan mengikuti protokol kesehatan. Sebab mall dan
pasar merupakan penggerak utama roda ekonomi masyarakat yang jika ditutup akan
berdampak buruk bagi ekonomi kita semua. Sedangkan sekolah dipenuhi oleh anak-anak
yang masih labil terhadap aturan, guru juga tidak mungkin harus mengawasi muridnya
satu-persatu dari awal hingga akhir. Belum lagi anak-anak suka berkerumun jadi
lebih rentan terjangkit Covid-19 dan beresiko tinggi mengalami kematian karena
memiliki sistem imun yang lemah dibandingkan orang dewasa. Jadi sekolah ditutup
bukan bertujuan untuk pembodohan massal, tetapi justru untuk penyelamatan
massal, jangan sampai kita siswa-siswi Indonesia menjadi korban dari ganasnya
Covid-19.
Ingat, keselamatan
dan kesehatan adalah prioritas yang harus kita utamakan. Apapun kendalanya,
bagaimanapun masalahnya, pendidikan harus tetap kita laksanakan secara daring,
jangan membahayakan nyawa kita sendiri dan orang lain demi belajar secara tatap
muka di sekolah. Kuatkan imun dan kuatkan iman, itulah dua elemen utama yang
harus kita kuasai untuk melawan Covid-19. Sebagai pelajar yang berkarakter dan
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Kita harus senantiasa berdoa pada
Tuhan yang Maha Esa, agar pandemi ini segera berakhir dan Indonesia bisa pulih
dan bangkit kembali. Kita manusia adalah makhluk yang kuat, kita memiliki
penangkal virus dari dalam tubuh kita sendiri yaitu sistem imun yang harus kita
jaga dan perkuat dengan cara selalu menjalani gaya hidup sehat. Jangan lupa
selalu patuhi protokol kesehatan, karena mencegah lebih baik dari mengobati dan
mulailah perubahan dari diri sendiri. Dengan terus berdoa dan berusaha, cepat
atau lambat pandemi ini pasti akan berlalu dan nantinya kita pasti bisa belajar
bersama kembali di sekolah yang kita rindukan selama ini.
Meski
menuai pro dan kontra, pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi harus tetap
berjalan, karena hanya itulah solusi terbaik yang bisa kita lakukan, agar para
siswa di seluruh Indonesia bisa terus produktif dari rumah. Jangan bahayakan diri
sendiri dan orang lain hanya karena ingin belajar secara tatap muka di sekolah
di tengah pandemi yang berbahaya ini. Demi memperbaiki berbagai kendala dan
masalah dalam pembelajaran daring, bukan hanya menjadi tugas Kemendikbud saja
tapi juga merupakan tugas kita semua yang harus bergotong royong bersama
menghadapi Covid-19 supaya Indonesia bisa pulih dan bangkit kembali. Mari
sama-sama kita selamatkan Indonesia dengan mengikuti instruksi pemerintah untuk
belajar dari rumah selama masa pandemi ini, karena dengan belajar dari rumah
kita telah turut berkontribusi dalam memusnahkan Covid-19 yang sudah memisahkan
kita selama ini, agar nantinya kita bisa belajar bersama kembali di sekolah
yang kita cintai seperti dulu lagi.